Selasa, 12 November 2013

Perpustakaan dan Teknologi

Beberapa waktu lalu, saya dan rekan diundang menjadi pembicara dalam acara Professional Development bagi para pengajar di sekolah kami. Kami diminta untuk membagikan hasil pelatihan perpustakaan yang pernah kami ikuti. Kami memilihkan tema Perpustakaan dan Teknologi, sesuai dengan kondisi user perpustakaan yang sebagian besar pengguna teknologi canggih. 

Pembahasan tersebut dimulai dengan pembacaan hasil survei kecil-kecilan yang sudah dikerjakan minggu lalu mengenai kepuasan user terhadap perpustakaan. Ada 10 penentu yang kami gunakan untuk menilai layanan perpustakaan:
  1. Access: apakah cepat temu kembali materi perpustakaan?
  2. Communication: lancarkah komunikasi antara para pustakawan dan user dalam memperoleh informasi?
  3. Competence: apakah para pustakawan memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk menyediakan informasi? 
  4. Courtesy: apakah para pustakawan melayani dengan ramah?
  5. Credibility: apakah informasi dari para pustakawan bisa dipercaya, janji penyediaan informasi selalu ditepati?
  6. Reliability: apakah informasi yang tersedia akurat, dapat diandalkan?
  7. Responsiveness: apakah para pustakawan sigap dalam menyediakan informasi?
  8. Security: apakah keamanan terjaga di dalam perpustakaan? 
  9. Understanding the customer: apakah para pustakawan peduli dengan kebutuhan user?
  10. Tangibles: apakah layanan fisik seperti fasilitas, peralatan dan sumber-sumber lain sudah memadai?
Tingkat kepuasan diukur dari skala 1 (sangat tidak puas) hingga 5 (sangat puas) dengan angka 3 (netral). Jika user memberi nilai 3 atau kurang, kami meminta mereka untuk memberikan saran agar bisa diadakan perbaikan. 

Pembahasan tentang teknologi semakin seru saat kami membahas tentang teknologi apa saja yang sudah kami miliki dan perlu untuk dimiliki. Bagi peserta yang muda, mereka sangat antusias dengan materi ini sementara peserta yang lebih senior menyampaikan keluhan dengan penggunaan teknologi. Kami menekankan di sini bahwa yang terpenting bukanlah teknologinya melainkan pengajarannya. Teknologi hanya salah satu kendaraan bagi kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif. 

Teknologi menjadi kendaraan yang baik karena siswa di sini sudah terbiasa bergaul dengan teknologi. Jika pengajaran di kelas disampaikan dengan cara-cara yang lama, kebosanan menjadi penghalang besar bagi siswa. Reformasi di segala bidang membuat siswa sekarang perlu 'diyakinkan' bahwa pelajaran yang mereka dapatkan di ruang kelas relevan dengan kondisi sosial di sekitar mereka. Teknologi dapat menghadirkan kondisi sosial ke dalam kelas dalam bentuk audio visual.

Tidak dipungkiri, pikiran siswa dipenuhi dengan hiburan yang mudah diperoleh lewat internet. Bukan hanya siswa, orang dewasa pun seringkali menganggap internet sebagai sarana hiburan. Di sinilah tugas guru yang tentunya lebih dahulu melek teknologi untuk mengarahkan siswa menggunakan internet untuk keperluan riset dan pembelajaran. Guru perlu menyediakan situs-situs tertentu yang perlu dikunjungi siswa untuk mendapatkan informasi yang sudah melewati uji sebagai berikut: 
  1. Authority: apakah situs tersebut berasal dari institusi atau lembaga yang bisa dipercaya?
  2. Accuracy: seberapa tepat informasi yang ada dalam situs tersebut?
  3. Coverage: apakah situs itu menjangkau sebagian besar bahan penelitian?
  4. Relevance: apakah situs tersebut memuat tulisan yang ada hubungannya dengan bahan penelitian?
  5. Currency: apakah situs tersebut menampilkan tulisan yang selalu bertambah?
Teknologi seharusnya memudahkan pekerjaan manusia. Demikian juga teknologi di dalam perpustakaan, jika digunakan dengan benar, tentunya akan meringankan beban kerja guru di dalam kelas. Perpustakaan dan teknologi serta para pustakawan dan guru yang bekerja sama baik akan menciptakan sekolah yang lebih dinamis dalam hal pengajaran. Seperti dua mata pisau, teknologi yang tidak digunakan dengan benar akan menimbulkan dampak merusak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar