Selasa, 21 Februari 2012

What's On In Our Library?

Sudah jadi kebiasaan perpustakaan kami untuk mengisi kolom-kolom di softboard depan dengan hal-hal seputar informasi terbaru dan menarik mengenai perpustakaan. Kami beri judul "What's On In Our Library?". Bagi saya selaku petugas sirkulasi yang juga menangani dekorasi perpustakaan, kolom ini gampang-gampang susah. Pasalnya, sudah tentu mudah sekali mengetahui perubahan dan perkembangan yang ada di dalam perpustakaan tempat saya bekerja. Sulitnya, saya harus memilah-milah apakah informasi tersebut perlu diketahui user dan tentunya dampak yang dihasilkan dari informasi tersebut.

Pikir punya pikir, akhirnya saya memutuskan untuk mempublikasikan 3 hal:
1. User of the Month
2. The Most Visiting Class of the Month
3. The Most Borrowed Book of the Month
Ketiganya semacam pemilihan yang ter-, semacam kompetisi kecil-kecilan antarsiswa, antarkelas dan antarbuku.

Hasilnya? Saya melihat bagaimana user dari kalangan siswa tertarik untuk meminjam lebih banyak buku, mengembalikannya tepat pada waktunya dan bersikap lebih baik ketika mereka datang berkunjung ke perpustakaan. Kami memberikan bentuk penghargaan kecil-kecilan untuk para pemenang, misalnya untuk yang nomor 1, kami berikan buku baru gratis dan nama serta foto yang terpampang di softboard kami (popularitas :D). Untuk yang nomor 2 dan nomor 3, kami hanya memampang daftar juara ke-1 hingga ke-3.
Rekan kami di perpustakaan Junior memberikan penghargaan berbentuk piala bergilir dan gambar bintang untuk kompetisi nomor 2.

Kompetisi memang memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan, asalkan dilakukan dengan jujur dan positif. Dan kami merasakan manfaatnya dalam meningkatkan minat baca dan kedisiplinan para user.

Sejarah Indonesia ditulis Orang Bule?

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, sekolah tempat kami bekerja mengadakan suatu acara perayaan yang mengangkat tema "Bahasaku Cerminan Bangsaku". Perpustakaan turut mendukung kegiatan ini dengan cara menambahkan koleksi-koleksi buku bacaan ber-genre sejarah beberapa daerah di Indonesia. Dengan penambahan ini diharapkan para siswa dan guru akan meminjam buku-buku tersebut dan rasa cinta serta kebanggaan sebagai warganegara Indonesia bertumbuh.

Melihat tampilan buku-buku yang baru dibeli ini, saya merasa kagum karena sudah baik dan menarik. Tetapi yang mengganggu perasaan saya adalah hampir semua buku-buku tersebut ditulis oleh pengarang di luar Indonesia alias bule. Pertanyaan-pertanyaan timbul di dalam hati saya. Apakah pengarang Indonesia tidak tertarik lagi dengan sejarah bangsanya sendiri? Apakah kecintaan terhadap tanah air sudah benar-benar pupus?

Sebelum tulisan ini diturunkan, ternyata majalah Tempo sudah mengeluarkan tulisan sangat lengkap mengenai topik ini. Akh, saya keduluan. Bercermin pada diri saya sendiri, mewakili masyarakat Indonesia kebanyakan, saya memang tidak tahu apa-apa tentang sejarah Indonesia sehingga saya tidak punya keberanian untuk segera memajang tulisan ini.