Senin, 25 Februari 2013

Perpustakaan yang Baik

Mengintip dari blog tetangga, sebuah perpustakaan yang baik setidaknya memiliki elemen-elemen tersebut di bawah ini (silakan ditambahkan di kolom komentar, jika ada):

1. Memiliki pintu masuk dengan dekorasi yang menarik pengunjung dan memberikan pelayanan yang sopan, ramah dimulai dari saat Anda memasuki ruangan perpustakaan.





2. Menyediakan petunjuk, denah, tanda panah dan/atau arahan lainnya ke tempat atau layanan yang Anda berikan.


















3. Memiliki lingkungan yang bersih, segar (tanpa bau mengganggu), aman dengan pengaturan tempat baca yang nyaman.



4. Menyediakan berbagai bahan baca (populer, penelitian, referensi), menawarkan buku-buku terkini dan rekomendasi yang dipampang dengan menarik dan mudah dijangkau serta berbagai bahan pustaka lainnya yang tepat guna.

5. Memiliki akses (baik dari ruang perpustakaan maupun dari komputer pribadi di rumah) ke sistem peminjaman perpustakaan yang mudah digunakan.

6. Menawarkan sumber-sumber untuk penelitian dan bantuan - seperti staf perpustakaan yang cukup terlatih dan buku-buku petunjuk, database yang mudah digunakan, perlengkapan menggandakan dokumen  dan peralatan lainnya.


7. Menyediakan lingkungan yang tenang untuk membaca dan juga satu ruang untuk berdiskusi ketika melakukan konsultasi kerja bersama.
8. Menyediakan sarana untuk mengemukakan saran perbaikan atau mengeluhkan layanan yang kurang baik.

9. Memiliki jam buka yang memadai dan diketahui banyak orang.
10. Merupakan bagian integral dari komunitas perpustakaan itu berdiri, misalnya : menyediakan ruang belajar, ruang rapat, aktivitas-aktivitas untuk mendukung pembelajaran seumur hidup.


Sumber : http://www.goodlibraryguide.com/Manifesto.asp

Pekan Buku (Book Week)


Pekan buku merupakan hari peringatan internasional yang dilaksanakan di tiap negara untuk merayakan buku dan para penulis. Menurut scholastic.com, pekan buku anak biasanya diselenggarakan seminggu sebelum perayaan Thanksgiving. Sedangkan menurut readwritethink.com, ada juga yang melaksanakan pekan buku ini setiap Mei (khususnya minggu ke-2 di bulan itu). Sumber lainnya mengatakan bahwa pekan buku dilaksanakan tiap musim panas, biarpun saat itu kebanyakan pelajar tidak bersekolah.

Di sekolah kami, pekan buku biasanya dilaksanakan pada setiap Februari setiap tahun. Para guru dan tim perpustakaan akan memutuskan sebuah buku yang akan dipakai untuk dibedah. Tahun ini, kami memilih buku biografi MARCOPOLO disertai semboyan COURAGE (Come Onto Unlimited Reading and Go Exploring). Dengan semboyan ini diharapkan selama pekan buku dan tentunya sampai seterusnya, kami lebih menikmati kegiatan membaca dan mengambil banyak manfaat di dalamnya.

Kegiatan-kegiatan pendukung yang kami lakukan:
 1.       Read-Aloud
Tiap-tiap guru akan membacakan buku biografi yang sudah ditentukan kepada murid selama 15 menit. Para murid berusaha menggambarkan kisah buku itu di benak mereka dan mencatat data-data penting di dalam buku itu.
  2.       COURAGE Time
Saat mendengar tanda bunyi, semua anggota komunitas sekolah kami menghentikan pekerjaan mereka selama 15 menit untuk membaca buku yang sudah mereka pilih dan pinjam dari perpustakaan sekolah. Setelah membaca selama 15 menit, mereka harus mengisi SSR Reading Log yang berisi halaman berapa saja yang sudah habis dibaca.
  3.       Permainan dan perlombaan
Tahun ini kami mengadakan perlombaan beregu membuat mosaic sesuai tema buku dan permainan kuis First Rank.
  4.       Reading Buddy
Para siswa kelas besar mendatangi siswa kelas kecil dan mereka dipasang-pasangkan, setelah itu siswa kelas lebih besar akan membacakan buku tipis (habis terbaca hanya 15 menit) kepada siswa kelas kecil.  
  5.       Presentasi Negara Kunjungan Marcopolo
Para siswa menampilkan informasi negara-negara yang dikunjungi oleh Marcopolo selama pelayarannya dalam bentuk presentasi keunikan negara-negara tersebut, seperti alat musik, makanan khas, alunan musik daerah, pakaian setempat, dll.
  6.       Berdagang di Jalur Sutera (acara puncak)
Para siswa yang ditugaskan untuk menjaga stand negara yang sudah dipilihkan berdiri menyambut kedatangan para siswa lainnya melalui jalur tertentu, jalur sutera. Para siswa yang berkunjung sudah menyiapkan materi yang akan ‘diperdagangkan’, yaitu buku, dan menukarnya dengan makanan atau souvenir khas negara yang dikunjungi.
 7.       Book Fair
Pada jam yang sudah ditentukan, setiap kelas didampingi guru berkunjung ke stand buku yang sudah menyediakan buku-buku pilihan yang sesuai dengan kelas para siswa.

Kegiatan-kegiatan ini hanya beberapa saja yang rutin dilakukan, seperti read-aloud dan book fair. Selebihnya, kami berkreasi dengan ide-ide yang baru dan lebih menarik. Dari kegiatan ini, para siswa, guru dan staf diingatkan kembali untuk mengambil waktu untuk membaca di tengah-tengah kesibukan mereka. Lagipula, membaca juga dapat menjadi pelepas lelah yang bermanfaat.







Rabu, 20 Februari 2013

Buku dan Pernikahan

Seorang teman baik baru saja menikah akhir pekan kemarin. Suasana bahagia menyelimuti acara itu. Meski tamu yang datang tidak terlalu banyak tetapi kemeriahan tetap bisa dirasa. Kemeriahan dalam kesederhanaan.

Pernikahan buat saya seperti membaca sebuah buku baru. Sebuah buku dengan genre yang kita tidak tahu. Sebuah buku yang bahkan sinopsisnya tidak bisa kita baca.

Setiap peristiwa yang dilalui bersama pasangan adalah halaman baru yang menakjubkan. Setiap konflik yang bisa terjadi setiap waktu adalah bab baru yang menegangkan. Di setiap kenangan akan tahun yang telah lalu adalah jejak alur.

Pernah seorang teman bertanya 'bagaimana rasanya menikah?'. Jawaban yang ingin disampaikan tentunya  'seperti membaca sebuah buku best seller yang ditulis oleh pengarang hebat dengan akhir cerita yang bahagia.'

Jika Anda bertanya, 'benar buku best seller?' 'benar dikarang oleh si hebat?' 'benar happy ending?'..tentu saja benar karena seperti kita melihat bahwa semua buku itu adalah sesuatu yang baik, maka pernikahan harus pula dilihat sebagai sesuatu yang baik.

Dan jika Anda masih bertanya, 'Tapi tidak semua buku itu bagus..dan tidak semua penulis best seller sekalipun menghasilkan karya yang semua bagus..dan tidak semua mengharapkan ending yang happy?'..hmm, jika memang Anda tidak suka membaca dan tidak tertarik untuk membaca maka tidak usah membaca. 

Tetapi jika Anda ingin untuk membaca atau anda menyebut diri suka membaca, bacalah saja buku yang satu itu dan temukan apa maksud pengarang menulisnya. Jika Anda tak juga bahagia, berbahagialah untuk sang pengarang. Berbahagialah untuk apa yang ada dalam buku itu. Mungkin ini saatnya Anda tidak menikmati diri Anda dalam membaca, tapi menikmati bacaan Anda semurni mungkin...