Minggu, 15 Mei 2011

Gemar membaca dan karir yang lebih baik?

Gemar membaca pada usia remaja memperbesar kemungkinan mendapat karier yg lebih baik.Sayangnya, kegemaran membaca ini tak ada hubungannya dengan gaji yang lebih besar
Survey dilakukan terhadap 17.200 orang yang lahir tahun 1970. Anak perempuan yang gemar membaca di usia 16 thn, memiliki 39% kemungkinan menduduki posisi manajerial di usia 33 tahun. Kemungkinan ini merosot jadi 25% jika mereka tidak suka membaca. Pada anak laki-laki, karir mereka 58% lebih baik pada usia 33 thn.
Survey dilakukan oleh British Cohort Study, Departeman Sosiologi Oxford University, Inggris dan dipresentasikan di pertemuan British Sociological Association pada bulan Mei 2011. (Sumber : Koran Tempo, 12 Mei 2011)


Senin, 09 Mei 2011

Selamat Hari Pendidikan


Seorang anak membagikan amplop kosong ke pangkuan orang-orang di bus, menyanyikan dua buah lagu yang sama sekali tidak enak didengar dan ketika mengetahui amplop-amplop yang dibagikan kosong, dia merampas sambil pelototin orang-orang tersebut. Seorang anak, generasi baru yang seharusnya belajar sopan santun dan pengetahuan di sekolah (terpaksa) turun naik bis (secara tidak langsung) meminta-minta. Uang lima ratus atau seribu atau dua ribu sepertinya tidak akan menghentikan dia dari meminta-minta seperti itu. Apakah bantuan seperti itu yang dia butuhkan?

Pernah baca "Toto-Chan"? That's a great book to educate people. No wonder Japan come up to be the roaring dragon in Asia. Bantuan yang diberikan untuk mendidik mental, bukan menyuapi materi yang sedetik juga habis, entah untuk makan atau beli sebatang rokok. We'll never know. Wake up, new generations, rise up, my country.

http://www.herlinatampubolon.blogspot.com/

Kamis, 05 Mei 2011

Classic Literature

Wuthering Height, Bleak House, Great Expectation, David Copperfield...

What lessons given from those readings?

1. Sufferings COULD bring out the best in persons, if they don't stay in bitterness, like the character in Charles Dickens: David Copperfield and Esther Sommerson in Bleak House. David, through tears, betrayal, torture given by his closed ones could (at last) come out of the misery and got the job he wanted. Even, he won the love of Agnes, his true soulmate. Esther, abandoned by her mother, could be the best in school, found her lost mother and married the man of her life.

In contrary, Heathcliff in Wuthering Heights (Emily Bronte) became a wealthy person but he misused his fortune for revenge. He ended in misery because he could not move on with his life, locked in the love of his past life, haunted by the ghost of his loved one, Catherine.

2. Money can't buy love. Pip in Great Expectation (Charles Dickens) became a gentleman after an unexpected fortune came into his life. He tried to attract the beautiful but heartless Estella. In fact, after his wealth drained, Pip found Estella again and in his poverty, he could win her love.

www.cupu2kertas.blogspot.com

Peraturan Vs Popularitas

Sudah 3 hari ini hampir sepertiga penduduk sekolah sedang melakukan kegiatan di luar sekolah. Hal ini berpengaruh besar pada kuantitas pengunjung perpustakaan yang juga berkurang. Saya sebagai pustakawan, manyun. Seperti penjaga toko yang dagangannya kurang laris.

Tak berapa lama, datanglah dua orang remaja yang bermaksud untuk melakukan penelitian lewat dunia maya. Peraturan penggunaan yang diberlakukan adalah sebagai berikut : mengisi buku hadir, menyerahkan kartu identitas, barulah menyalakan komputer. Namun tidak satupun dari pengunjung itu yang membawa kartu identitas. Salah satu dari mereka berupaya melakukan 'tawar-menawar' dengan saya sehubungan dengan peraturan ini, namun berakhir dengan kekalahan dari pihak mereka, tentunya :D

Saya, sebagai pemenang :D, di sisi lain tidak merasa bahagia ketika melihat mereka dengan wajah bad mood keluar dari perpustakaan. 'Dagangan' saya tidak jadi laku.

Berbagai tuduhan menghinggapi hati dan pikiran saya. Tidak fleksibel, tidak mengakomodasi kebutuhan pengunjung -- demikianlah kira-kira isi tuduhannya. Saya berusaha berdamai dengan tuduhan itu dengan mengacu kembali kepada peraturan yang ditetapkan dari sekolah.

Karena berbenturan dengan popularitas, peraturan menjadi berat untuk diterapkan. Melonggarkan peraturan tentunya bisa menjadi preseden yang buruk terhadap konsistensi bahkan mempertanyakan keberadaannya. Menerapkan peraturan secara konsisten berarti memberi peluang untuk tidak diminati. Seperti makan buah simalakama.

Sekarang, mana yang mau dipilih?

Peraturan atau Popularitas?

Penemuan

Setiap kita bisa jadi pernah merindukan suatu penemuan. Entah dalam bidang apa yang penting bisa membuat kita menampakkan diri. Penampakkan yang kita inginkan tuk membangun nilai diri ini terkadang tidak kita sadari. Terkadang tersarukan oleh kemampuan kita yang memang berlebih, tak jarang tersamarkan oleh keinginan kuat dari dalam diri demi sebuah cita-cita mulia, pun kerap kali tertutupi oleh rutinitas yang menghadirkan kejutan. 

Namun banyak pula terjadi keinginan menemukan itu ada karena mereka yang lain sudah menemukan sesuatu. Jika yang lain bisa menemukan masa kan saya tidak?

Bagaimana menjadi penemu yang menemukan suatu temuan memerlukan penggalian. Menggali di mana saja dan apa saja tentunya, karena sesuatu yang mau ditemukan pun bisa apa saja dan di mana saja. Gali lobang boleh saja. Tapi kalo sudah berlobang kenapa ya musti digali, baiknya ditutup saja lobangnya dengan sampah organik (pesan dari pecinta lingkungan). 

Gali pikiran tentu boleh. Dengan menggali pikiran terus dan terus kita pun turut mencegah demensia dan penyakit penurunan fungsi otak lainnya (pesan dari penganut gaya hidup sehat). Gali kubur, gali an singset, gali di pasar (alias preman), atau gali-gali lain bolehlah.Monggo kerso!

Nah setelah menemukan, bagilah! Berbagilah supaya berbahagia!
Akhir yang perlu diingat adalah, seperti yang saya sebut di awal bahwa "Setiap kita bisa jadi pernah merindukan suatu penemuan."bisa jadi lho ya...

selamat melanjutkan penggalian!!