Rabu, 07 Mei 2014

Malas Membaca

Beberapa hari yang lalu, saat saya ke ruang guru untuk makan siang, seorang guru bercerita tentang murid-muridnya yang tidak mengerjakan soal-soal tertentu pada pekerjaan rumah mereka karena malas membaca soal yang panjang. Sebagai solusinya, si guru memberikan sangsi berat bagi murid yang tidak mengerjakan semua soal, biarpun hanya satu yang tidak diselesaikan.

Mendengarkan kisah lucu sekaligus memprihatinkan ini, saya memberikan komentar. 

"Mungkin mereka terbiasa membaca tidak lebih dari 150 karakter seperti kolom isian celotehan di salah satu media sosial Twitter!"

Pendapat saya disetujui oleh salah seorang guru yang juga sedang mendengarkan keluhan guru pertama tadi. 

Tidak menyalahkan seratus persen para murid ini, saya juga cenderung malas membaca jika tidak dipaksakan. Terus terang saja, sejak berkembangnya media sosial, saya jadi kurang mengambil waktu untuk membaca. Saya cenderung membaca berita lewat timeline teman-teman, pop-up news di internet, melewatkan bagian yang tidak menarik, cepat mengambil kesimpulan, dan puas dengan pengetahuan sedangkal itu. 

Ponsel pintar yang berkembang pesat turut memperburuk kemalasan membaca. Saat sedang asik membaca, denting halus tanda ada pesan yang masuk ke ponsel saya mengalihkan perhatian dari buku. Segera menjawab pesan tersebut sepertinya tindakan yang tidak dapat ditahan lagi. Entahkah takut dianggap sombong jika tidak segera menjawab, ataukah hanya latah saja, saya juga tidak tahu. Berbeda saat mengirimkan SMS di ponsel-ponsel jadul harus menyedot pulsa, denting-denting halus ini seakan tidak berhenti. Kalaupun berhenti, saya yang galau. 

Kesimpulan atau komentar terhadap suatu isu penting berdasarkan informasi kurang lengkap bukan hanya dapat menggiring pada kesalahpahaman, tetapi juga berbahaya. Seperti murid yang dikisahkan di atas tadi, karena kurang informasi, tidak mau berpikir, tidak mau menjawab, tidak peduli nilai yang akan diperoleh. Ketidakpedulian, apatis, mudah terprovokasi, tidak tahu malu adalah beberapa sikap yang terjadi jika kita malas membaca, malas menelusuri fakta. 

Teknologi akan terus berkembang. Ini adalah godaan. Kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa bangsa kita di kemudian hari. Ayo, tekunlah membaca!