Rabu, 20 Februari 2013

Buku dan Pernikahan

Seorang teman baik baru saja menikah akhir pekan kemarin. Suasana bahagia menyelimuti acara itu. Meski tamu yang datang tidak terlalu banyak tetapi kemeriahan tetap bisa dirasa. Kemeriahan dalam kesederhanaan.

Pernikahan buat saya seperti membaca sebuah buku baru. Sebuah buku dengan genre yang kita tidak tahu. Sebuah buku yang bahkan sinopsisnya tidak bisa kita baca.

Setiap peristiwa yang dilalui bersama pasangan adalah halaman baru yang menakjubkan. Setiap konflik yang bisa terjadi setiap waktu adalah bab baru yang menegangkan. Di setiap kenangan akan tahun yang telah lalu adalah jejak alur.

Pernah seorang teman bertanya 'bagaimana rasanya menikah?'. Jawaban yang ingin disampaikan tentunya  'seperti membaca sebuah buku best seller yang ditulis oleh pengarang hebat dengan akhir cerita yang bahagia.'

Jika Anda bertanya, 'benar buku best seller?' 'benar dikarang oleh si hebat?' 'benar happy ending?'..tentu saja benar karena seperti kita melihat bahwa semua buku itu adalah sesuatu yang baik, maka pernikahan harus pula dilihat sebagai sesuatu yang baik.

Dan jika Anda masih bertanya, 'Tapi tidak semua buku itu bagus..dan tidak semua penulis best seller sekalipun menghasilkan karya yang semua bagus..dan tidak semua mengharapkan ending yang happy?'..hmm, jika memang Anda tidak suka membaca dan tidak tertarik untuk membaca maka tidak usah membaca. 

Tetapi jika Anda ingin untuk membaca atau anda menyebut diri suka membaca, bacalah saja buku yang satu itu dan temukan apa maksud pengarang menulisnya. Jika Anda tak juga bahagia, berbahagialah untuk sang pengarang. Berbahagialah untuk apa yang ada dalam buku itu. Mungkin ini saatnya Anda tidak menikmati diri Anda dalam membaca, tapi menikmati bacaan Anda semurni mungkin...

2 komentar:

  1. sepertinya akhir tulisan ini masih perlu ditambahi bahwa:
    jika anda tertarik dan ingin menikah, menikahlah. temukan kebahagiaan dalam pernikahan itu. jika anda tak juga bahagia dalam pernikahan karena tokohnya atau apalah, cobalah sedikit rubah ceritanya..beri tambahan disana-sini, hilangkan disana-sini.
    hmm, analoginya lumayan si.tp kurang dijelaskan. hihihi

    BalasHapus
  2. Tak apa, Mbak Witty, silakan di-edit tulisannya...kalaupun mau dibiarkan juga tidak masalah, yang penting terus menulis saja, practice makes perfect :D

    BalasHapus