Saya suka sekali dengan kisah Anita Dittman,
seorang Arya (German) - Yahudi, yang mengalami kesukaran hidup pada masa
pemerintahan Hitler di Jerman. Ayahnya memilih meninggalkan isteri dan
anak-anaknya karena merasa telah membuat keputusan bodoh, menikahi seorang
Yahudi. Anita diperlakukan bukan seperti anak kandung sendiri, memilih untuk
ikut dengan ibunya, sementara kakaknya, Hella, memilih ikut ayahnya.
Anita mahir sekali menari balet dan ingin
menjadi seorang penari profesional. Saat itu, Hitler menyebarkan kebencian
terhadap ras Yahudi, menyebut mereka Judenfratz. Di segala tempat, Anita
harus menerima perlakukan buruk orang-orang Jerman yang pro-Nazi tanpa
perlawanan apapun. Bahkan ia harus membiasakan diri membaca tanda-tanda,
berjalan dengan kepala tertunduk, tidak melakukan kontak mata, berjalan di
tempat-tempat berbayang agar tidak dilihat orang lain.
Anita berjumpa dengan Kristus saat ia
mengunjungi gereja St. Barbara yang dipimpin oleh Pastor Hornig. Pertolongan
dan pengorbanan pastor ini memberikan kesaksian nyata tentang kehidupan Kristus
bagi Anita dan ibunya. Sejak saat itu, Anita selalu percaya akan perlindungan
Tuhan, di bawah Bayang dari tangan-Nya. Ibu dan 3 bibi Anita juga menjadi
Kristen yang kuat yang punya cara jitu menghilangkan kemarahan akibat
ketidakadilan yang mereka terima dengan kalimat Ini bisa jadi lebih buruk lagi. Jadi,
bersyukurlah!
Biarpun iman Anita dan ibunya serta ketiga Tante-nya teguh, penganiayaan tidak menjauh dari mereka. Mereka
diharuskan bekerja tanpa bayaran, hanya untuk mendapatkan makanan yang semakin
sedikit porsinya. Tiap kali mereka pulang dan mendapati ada surat dari Gestapo,
salah satu dari mereka harus ikut dengan tentara SS yang akan menjemput. Anita
berpikir, jika mereka semua harus dibunuh, mengapa tidak sekaligus saja mereka
dijemput? Cara menjemput satu per satu menjadi cara paling kejam untuk menyiksa
keluarga-keluarga Yahudi maupun yang campuran Yahudi.
Saat paling menyakitkan adalah saat surat
Gestapo menyatakan bahwa giliran Hilde Dittman yang dijemput. Hilde meyakinkan
Anita bahwa mereka akan bertemu lagi, bahwa Tuhanlah yang membuat semua itu
mungkin. Saat itu Pengadilan Nuremberg sudah menerbitkan keputusan agar mereka
yang keturunan Jerman, tidak akan disita barang-barangnya. Kenyataannya,
putusan itu tidak berlaku di lapangan.
Dalam kebingungan, Anita tidak kembali ke tempat
dia tinggal selama ini melainkan pergi menemui Pastor Hornig. Ia diminta untuk
menghubungi ayahnya untuk meminta pertolongan. Anita ragu kalau ayahnya mau menerima
panggilan teleponnya. Ternyata, sang ayah senang sekali Anita meminta bantuan
darinya. Anita belajar untuk mengampuni ayahnya, tidak mempertahankan gengsi
atau kemarahan masa kecilnya.
Sejak kepergian ibunya, Anita selalu mencari
cara untuk mengirimkan roti. Terkadang dia tidak makan, agar ibunya punya
makanan lebih banyak. Tindakan itu membuat dirinya kehilangan rambut dan
tubuhnya semakin kurus, hanya dia tidak merasa lemah. Itulah pertolongan Tuhan
yang lain yang ia rasakan.
Anita dan beberapa teman Yahudi-Kristen lainnya
dijemput oleh Gestapo suatu hari. Para pria diarahkan ke gudang kosong yang
tidak jauh dari tempat pemerahan susu, tempat para perempuan dikumpulkan.
Mereka diharuskan menggali parit dan menebang pohon untuk pertahanan NAZI terhadap
serangan sekutu dan Rusia. Pekerjaan yang berat itu menyebabkan kaki kanan
Anita rusak karena keracunan darah.
Anita dan teman-temannya berencana melarikan
diri begitu tahu bahwa Rusia sudah mengalahkan Jerman dan menduduki kota-kota.
Beberapa teman laki-laki Anita sudah lebih dahulu meninggalkan dirinya, Anita
ditemani oleh Hella, teman yang punya nama mirip dengan kakak Anita. Hella
inilah yang kemudian membawa Anita ke rumah sakit, mengobati kakinya.
Setelah mengalami operasi berkali-kali, juga
kejahatan salah satu suster super-Nazi yang berusaha membunuh dirinya, Anita
semakin diteguhkan akan perlindungan di bawah bayang tangan-Nya. Bagaimana
kelanjutan kisah ini? Apakah Anita bertemu kembali dengan ibunya? Silakan baca
sendiri kisahnya dan jangan lupa mengikuti kisah lainnya dalam seri Daughters of Faith.